Pekalongan – Kilaspersada.com, Pengunjung memadati bukit Perkebunan teh Pagilaran (Agrowisata), Kec. Blado, Kab.Batang, tadi malam. Mereka ingin merayakan pergantian malam 2019-2020 di bukit. Lewat bukit itu pengunjung bisa melihat perayaan malam tahun baru di seluruh Kab. Batang lewat atas bukit. Karena itu, mereka rela camping di lokasi itu.
Dari pantauan redaksi kilas persada, 31 Desember 2019 sejak pukul 13.00 WIB lokasi bukit Perkebunan teh dipenuhi anak muda-mudi. Deretan tenda dari atas bukit berjajar rapi. Panjangya mencapai 200 meter. Mereka sengaja ber-camping untuk menyambut tahun baru 2020.
Selain ber-camping, pengunjung ada yang sekadar ngopi dan menikmati berbagai macam gorengan di Bukit Perkebunan teh tersebut. Sembari menunggu pergantian tahun. Rohim salah satu warga Pekalongan memilih menikmati malam tahun baru di Bukit Perkebunan teh Pagilaran, Rohim sebagai ketua membawa rombongan “MAMPAS” (nama komunitas pecinta alam semesta) yang berlokasi di Sekar Jagad 4 No.4 Medono, Kota Pekalongan berangkat dari rumah pukul 15.00. Mereka juga menyiapkan persiapan camping lengkap. Mulai dari tenda hingga kompor dibawanya.
Suasana menyambut pergantian tahun kian seru. Panitia bersama rombongan yang di beri nama “Pindah Turu” memasak bersama. Mereka memasak bekal yang dibawa dari rumah. Yakni ayam bumbu yang siap di bakar dan singkong buat cemilan.
”Ini (rombongan, Red) diluar panitia,baru pertama camping di Bukit Perkebunan teh Pagilaran. Seru sih, kami mencoba mencari suasana baru yang jauh dari perkotaan,” ungkap Noveeta yang membawa suami serta anak – anak dari Bojong Kabupaten Pekalongan.
Deni Herlina salah satu rombongan asal Noyontaan Kota Pekalongan mengaku sampai ke lokasi pukul 14.30. Karena ia takut tidak mendapatkan tempat untuk camping.
”Saya ke sini baru pertama kali. Suasananya asyik, sekaligus bisa menikmati udara gunung yang sejuk,” tutur Deni.
Hal serupa dirasakan oleh Anik. Warga asal Gamer Pekalongan Timur, baru pertama ber-camping di Bukit Perkebunan teh Pagilaran dengan membawa suami dan anak. Ia merasakan tahun yang berbeda. Pasalnya bisa menyatu bersama alam. Sekaligus menghindari keramaian kota.
“Tahun lalu saya tahun baru-nan di tempat – tempat wisata, mall, alun – alun. Kali ini diajak teman-teman ke sini (Perkebunan teh Pagilaran, Red). Tentunya menjadi pengalaman baru bagi saya,” katanya.
Sementara itu salah satu pengelola Perkebunan teh Pagilaran mengatakan, tempat ini belum ke ranah khusus wisata camping. Pihaknya punya inisiatif mengelola kebersihan. Pemberlakuan tiket masuk diberlakukan untuk kebersihan dan perawatan saja.
Untuk tiket masuk pengunjung dikenakan Rp 3 ribu. Untuk camping dikenakan Rp 5 ribu per orang. ”Kalau malam tahun baru sekitar 500 orang lebih berkunjung. Kalau hari-hari biasa tidak terlalu banyak. Untuk camping biasanya pas Malam Minggu,” ungkapnya.
(Mr. Deddy/Red)
