Pati-Kilaspersada.com, Do’a bareng dalam kenduri Nusantara 2019 dan umbul donga larung sukerto untuk
merawat NKRI menjaga Indonesia di pesisir TPI pantai banyutowo. Sabtu (09/03/2019).
Indonesia pusaka
Indonesia tercinta
Nusa Bangsa dan Bahasa
Kita bela bersama
Akankah kita biarkan Indonesia pusaka ini sirna? Para pendahulu bangsa kita dengan bersusah payah berdamai dengan segala perbedaan dan menjaga keberagaman ini agar selanjutnya dapat hidup berdampingan nan harmonis,“Tutur manis ketua panitia kenduri nusantara umbul dunga Ipong ismunarto”.
Kami warga Pati, terinspirasi dengan apa yang dilakukan oleh warga Solo melalui DOA ANAK NEGERI minggu lalu. Kami memiliki kegelisahan yang sama dengan saudara-saudara kami di Solo Raya. Doa Anak Negeri di Solo telah membagunkan kesadaran kami, kami memiliki tanggungjawab yang sama untuk menyelamatkan bangsa.
Maka kini, kami berkumpul dan bersatu, menyatakan tekad kami untuk terus merawat NKRI dan menjaga Indonesia dengan memanjatkan do’a memohon keselamatan Negeri ini, “Lanjut Ipong”.
Umbul donga larung sukerto pada dasarnya merupakan ritual syukuran para nelayan yang ada di sekitar pesisir pantai banyu towo atas hasil laut yang diperolehnya. Ritual ini juga sudah turun temurun dengan harapan, para nelayan kalau berlayar di berikan perlindungan dan keselamatan dari Tuhan YME.
Ini tak hanya sekedar tradisi, tapi sebagai perwujudan tekad kami sebagai masyarakat Pati yang tak ingin melihat Ibu Pertiwi ini bersusah hati, karena anak Bangsanya terkotak-kotak karena perbedaan,“Pungkasnya”.
Larung Sukerto adalah simbol untuk melarung atau membuang hal negatif atau tindak tanduk yang mengancam bangsa Indonesia. Tumpeng merah putih akan menjadi simbol semangat kami, dan simbol kecintaan kami pada NKRI.
Kami berharap ini tak hanya berhenti di Solo dan Pati saja. Inilah saatnya kita menyatukan kembali kepingan-kepingan kerukunan dalam merangkai jadi satu fragmen kehidupan yang menegaskan bahwa perbedaan itu adalah harmonisasi kehidupan,demi masa depan anak cucu kita. AS