Dugaan Bullying Terjadi di Pati ,APH diharapkan Bisa Bertindak Tegas
PATI – KILAS PERSADA COM
Bullying adalah tindakan agresif yang ditujukan untuk mengusik dan menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun psikologis. Apa pun jenisnya, perilaku tak terpuji ini bisa berdampak buruk pada korban bullying, mulai dari menimbulkan luka atau cedera fisik, rasa rendah diri, hingga meningkatkan risiko terjadinya depresi.
Kasus dugaan perundungan alias bullying yang diduga dilakukan anak seorang pejabat di Kabupaten Pati kembali mencuat. Kasus itu pun sudah dilaporkan kepada pihak yang berwajib sejak Oktober 2024.
Namun, terduga pelaku yang merupakan merupakan anak pejabat belum ditetapkan menjadi tersangka.
Terduga pelaku merupakan siswa salah satu SMA di Pati yang berinisial N. Ia dilaporkan setelah diduga memfitnah dan menghina teman sekolahnya, M dengan sebutan ”anak haram”.
Kristoni Duha selaku Kuasa korban menegaskan pihaknya sudah menyerahkan laporan resmi ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Pati.
”Kasus ini dilaporkan sejak Oktober 2024 di Polresta Pati dan sudah ada gelar perkara, bahkan rencana pemanggilan ahli pidana. Tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjut jelas,” jelas Toni, Rabu (11/9/2025).Pagi melalui pesan singkat WhatsApp.
Toni menyebut pasal yang dilaporkan mencakup Undang-Undang Perlindungan Anak serta Pasal 311 KUHP tentang fitnah, dengan ancaman hukuman hingga empat tahun penjara.
”Bagaimana bisa seorang pejabat mendidik guru dan siswa di Pati ini bila sementara anaknya sendiri terjerat kasus bullying dan fitnah yang sampai saat ini belum diselesaikan?” tegas Toni.
Upaya mediasi yang pernah ditempuh juga gagal, rang tua terduga pelaku disebut menolak bertemu keluarga korban dan bahkan bersikap arogan. Tak lama setelah laporan dibuat, S pindah ke sekolah lain.
Akibatnya, korban mengalami trauma psikis hingga berulang kali dirawat di rumah sakit dan tak bisa beraktivitas normal di sekolah.
Dampak Bullying bagi Korban :
Jika tidak segera dihentikan, perilaku bullying bisa menyebabkan berbagai macam gangguan mental maupun fisik bagi korban yang mengalaminya. Dampak bullying dapat sangat merugikan bagi korban. Berikut penjelasannya:
- Memicu Gangguan Mental
Dampak bullying bagi korban yang paling sering terjadi adalah memicu masalah kesehatan mental, seperti gangguan cemas, depresi, hingga post-traumatic stress disorder (PTSD). Pengaruh bullying terhadap kesehatan mental ini biasanya dialami oleh korban dalam jangka waktu panjang. - Gangguan Tidur
Insomnia juga menjadi salah satu dampak bullying bagi korban yang tak boleh diremehkan. Pasalnya, korban bullying sering kali mengalami stres berkepanjangan yang bisa menyebabkan hyperarousal, yaitu kondisi ketika tubuh menjadi sangat waspada sehingga mengganggu keseimbangan siklus tidur dan terjaga. - Penurunan Prestasi
Anak yang mengalami bullying biasanya akan kesulitan untuk memusatkan fokus dan konsentrasinya saat sedang belajar. Korban bullying juga kerap merasa enggan untuk pergi ke sekolah karena ingin menghindari tindakan penindasan yang dialaminya. Bila dibiarkan terus-menerus, kondisi tersebut bisa berdampak pada penurunan prestasi akademik anak.
- Trust Issue
Trust issue merupakan kondisi ketika seseorang sulit memercayai orang-orang yang ada di sekitarnya. Kondisi ini rentan dialami oleh korban bullying karena mereka khawatir akan mendapatkan perlakuan buruk kembali bila menaruh kepercayaan terhadap orang lain.
Bahkan, bila tidak segera diatasi, korban bullying yang mengalami trust issue cenderung akan menutup dirinya dan enggan bersosialisasi dengan orang lain.
- Memiliki Pikiran untuk Balas Dendam
Dampak bullying terhadap psikologi korban berikutnya adalah memiliki pikiran untuk balas dendam. Hal ini perlu diwaspadai karena bisa menyebabkan seseorang melakukan tindakan kekerasan pada orang lain untuk melimpahkan kekesalannya. - Memicu Masalah Kesehatan
Selain psikis, tindakan bullying bisa memengaruhi kondisi tubuh terutama bagi korban yang mendapatkan kekerasan secara fisik, seperti luka dan memar. Selain itu, bullying juga turut memicu stres berkepanjangan sehingga berisiko menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan.
Editor : Heroe
